Cara Membuat Asbak Dari Tanah liat
Lempung
atau tanah liat adalah partikel mineral
berkerangka dasar silikat
yang berdiameter
kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika
dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon,
oksigen,
dan aluminum
adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi.
Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat
dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Lempung membentuk gumpalan keras saat
kering dan lengket apabila basah terkena air.
Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung
yang mendominasinya. Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan
oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya.
Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida aluminium,
sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon yang mengapit
satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat
elastis yang kuat, menyusut saat kering dan memuai saat basah. Karena perilaku
inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau
"pecah-pecah" bila kering
Ø B. Sejarah
Sebagian ahli purbakala berpendapat
bahwa tanah liat telah digunakan sebagai bahan keramik selama kurun waktu
kurang lebih 15.000 tahun. Jadi tak mengherankan jika ada potongan atau pecahan
jambangan tanah liat yang setelah diteliti ternayata berasal dari zaman
neolithikum. Fakta ini bahwa potongan tanah liat tersebut telah berumur 10.000.
Peradaban manusia sejak 5000 silam
telah memanfaatkan api untuk menjadikan benda dari tanah liat lebih kuat dan
tidak mudah dirembesi air. Manusia saat itu pun menyadari bahwa dengan
membakarnya, maka sifat-sifat tanah liat akan sepenuhnya berubah.
Lukisan dan gambar pada dinding dari
peradaban pada mesir sekitar 5000 tahun lalu menunjukkan bagaimana para
pengerajin tembikar sedang mengolah tanah liat menjadi batu bata atau
jambangan. Penggunaan tanah liat dari waktu ke waktu semakin beraneka ragam,
mulai dari sebagai bahan-bahan untuk bendaibenda kecil hingga sebagai bahan
bangunan. Batu bata dan ubin dari tanah liat adalah salah satunya.
Beberapa peninggalan benda tembikar
berumur ribuan tahun telah dapat dikatakan bernilai seni tinggi. Semakin pandai
seseorang dalam mengolah tanah liat, maka semakin halus dan indah benda-benda
yang dihasilkannya.
Dari waktu ke waktu, penggunaan tanah
liat sebagai bahan bagunan masih terus mengalami perkembangan. Bahkan saat ini
pun benda-benda keramik masih menjadi salah satu sektor industri besar di
dunia.
Ø Jenis
jenis tanah liat
tanah
liat di bagi dalam dua jenis, primer dan skunder
1.
tanah liat Primer
Yang disebut tanah liat primer (residu)
adalah jenis tanah liat yang dihasilkan dari pelapukan batuan feldspatik oleh
tenaga endogen yang tidak berpindah dari batuan induk (batuan asalnya), karena
tanah liat tidak berpindah tempat sehingga sifatnya lebih murni dibandingkan
dengan tanah liat sekunder. Selain tenaga air, tenaga uap panas yang keluar
dari dalam bumi mempunyai andil dalam pembentukan tanah liat primer. Karena
tidak terbawa arus air dan tidak tercampur dengan bahan organik seperti humus,
ranting, atau daun busuk dan sebagainya, maka tanah liat berwarna putih atau
putih kusam. Suhu matang berkisar antara 13000C–1400 0C, bahkan ada yang
mencapai 17500C. Yang termasuk tanah liat primer antara lain: kaolin,
bentonite, feldspatik, kwarsa dan dolomite, biasanya terdapat di tempat-tempat
yang lebih tinggi daripada letak tanah sekunder. Pada umumnya batuan keras
basalt dan andesit akan memberikan lempung merah sedangkan granit akan
memberikan lempung putih. Mineral kwarsa dan alumina dapat digolongkan sebagai
jenis tanah liat primer karena merupakan hasil samping pelapukan batuan
feldspatik yang menghasilkan tanah liat kaolinit.
Tanah
liat primer memiliki ciri-ciri:
·
warna
putih sampai putih kusam
·
cenderung
berbutir kasar,
·
tidak
plastis,
·
daya
lebur tinggi,
·
daya
susut kecil
·
bersifat
tahan api
Dalam keadaan kering tanah liat menjadi
rapuh mudah ditumbuk menjadi tepung. Hal ini disebabkan partikelnya yang
terbentuk tidak simetris dan bersudut-sudut tidak seperti partikel tanah liat
sekunder yang berupa lempengan sejajar. Secara sederhana dapat dijelaskan
melalui gambar penampang irisan partikel kwarsa yang telah dibesarkan beberapa
ribu kali.
2.
Tanah liat Sekunder
Tanah liat sekunder atau sedimen
(endapan) adalah jenis tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik yang
berpindah jauh dari batuan induknya karena tenaga eksogen yang menyebabkan
butiran-butiran tanah liat lepas dan mengendap pada daerah rendah seperti
lembah sungai, tanah rawa, tanah marine, tanah danau. Dalam perjalanan karena
air dan angin, tanah liat bercampur dengan bahan-bahan organik maupun anorganik
sehingga merubah sifat-sifat kimia maupun fisika tanah liat menjadi
partikel-partikel yang menghasilkan tanah liat sekunder yang lebih dan lebih
plastis. Jumlah tanah liat sekunder lebih lebih banyak dari tanah liat primer
Cara Membuat Asbak Dari Tanah liat
seperti besi, nikel, titan, mangan dan
sebagainya, dari sudut ilmu keramik dianggap sebagai bahan pengotor. Bahan
organik seperti humus dan daun busuk juga merupakan bahan pengotor tanah liat.
Karena
pembentukannya melalui proses panjang dan bercampur dengan bahan pengotor, maka
tanah liat mempunyai sifat: berbutir halus, berwarna krem/abu-abu/coklat/merah
jambu/kuning, suhu matang antara 9000C-14000C. Pada umumnya tanah liat sekunder
lebih plastis dan mempunyai daya susut yang lebih besar daripada tanah liat
primer.
Semakin
tinggi suhu bakarnya semakin keras dan semakin kecil porositasnya, sehingga benda
keramik menjadi kedap air. Dibanding dengan tanah liat primer, tanah liat
sekunder mempunyai ciri tidak murni, warna lebih gelap, berbutir lebih halus
dan mempunyai titik lebur yang relatif lebih rendah. Setelah dibakar tanah liat
sekunder biasanya berwarna krem, abu-abu muda sampai coklat muda ke tua.
Tanah
liat sekunder memiliki ciri-ciri:
- Kurang murni.
- Cenderung berbutir halus.
- Plastis.
- Warna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, kuning muda, kuning kecoklatan, kemerahan, kehitaman.
- Daya susut tinggi.
- Suhu bakar 12000C–13000C, ada yang sampai 14000C (fireclay, stoneware, ballclay).
- Suhu bakar rendah 9000C–11800C, ada yang sampai 12000C (earthenware).
Warna tanah tanah alami terjadi karena
adanya unsur oksida besi dan unsur organis, yang biasanya akan berwama bakar
kuning kecoklatan, coklat, merah, wama karat, atau coklat tua, tergantung dan
jumlah oksida besi dan kotoran-kotoran yang terkandung. Biasanya kandungan
oksida besi sekitar 2%-5%, dengan adanya unsur tersebut tanah cenderung
berwarna Iebih gelap, biasanya matang pada suhu yang lebih rendah, kebalikannya
adalah tanah berwama lebih terang atau pun putih akan matang pada suhu yang
lebih tinggi.
Menurut titik leburnya, tanah liat
sekunder dapat dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu:
1. Tanah Liat Tahan Api (Fireclay).
Kebanyakan tanah liat tahan api
berwarna terang (putih) ke abu-abu gelap menuju ke hitam dan ditemukan di alam
dalam bentuk bongkahan padat, beberapa diantaranya berkadar alumina tinggi dan
berkadar alkali rendah. Titik leburnya mencapai suhu ± 1500 ºC. Yang
tergolong tanah liat tahan api ialah tanah liat yang tahan dibakar pada suhu
tinggi tanpa mengubah bentuk, misalnya kaolin dan mineral tahan api seperti
alumina dan silika. Bahan ini sering digunakan untuk bahan campuran pembuatan
massa badan siap pakai, untuk produk stoneware maupun porselin.
Karena beberapa sifatnya yang
menguntungkan, antara lain berwarna putih, mempunyai daya lentur dan
sebagainya, maka Kaolin juga dipakai sebagai bahan pengisi untuk produk kertas
dan kosmetik.
2. Tanah Liat Stoneware.
Tanah liat stoneware ialah tanah liat
yang dalam pembakaran gerabah (earthenware) tanpa diserta perubahan bentuk.
Titik lebur tanah liat stoneware bisa mencapai suhu 1400 ºC. Bisaanya berwarna
abu-abu, plastis, mempunyai sifat tahan api dan ukuran butir tidak terlalu
halus. Jumlah deposit di alam tidak sebanyak deposit kaolin atau mineral tahan
api. Tanah liat stoneware dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan benda
keramik alat rumah tangga tanpa atau menggunakan campuran bahan lain.
Setelah suhu pembakaran mencapai ± 1250 ºC, sifat fisikanya berubah menjadi
keras seperti batu, padat, kedap air dan bila diketuk bersuara nyaring.
Ø Fungsi
tanah liat
Tanah liat yang kita kenal sebagai
hiasan ternyata memiliki funsi bagi kesehatan tubuh dan kecantikan kulit. Tanah
liat memiliki 67 mineral yang berguna untuk tubuh kita. Dari ke 67 mineral
tersebut diantaranya, magnesium, zat besi, kalsium, mangan, silica, potasium,
dan elemen-elemen trace lainya.
Tanah liat bisa berfungsi sebagai obat
sakit perut, karena tanah liat memiliki zat seperti sponge yang berfungsi
menyerap racun dalam tubuh. Tanah liat juga dapat meringankan rasa sakit pada
luka, karena sifat tanah liat yang adem dan memiliki kandungan zink dan zat
besi yang dapat membantu penyembuhan luka.
Selain itu tanah liat juga dapat
berfungsi untuk kecantikan, tanah liat dapat mengencangkan kulit dan
menghaluskan kulit, yang dapat anda gunakan sebagai masker. Tanah liat juga
dapat menyerap racun-racun di dalam tubuh kita seperti bakteri, zat logam
berbahaya yang berfungsi sebagai detox dalam tubuh.
Dalam setiap pengobatannya, tanah liat
memiliki cara yang berbeda-beda. Tanah liat bisa di makan atau diminum. Tanah
liat bisa juga digunakan sebagai terapi, dengan cara mengoleskan tanah liat
kebagian tubuh yang sakit atau dapat juga dengan cara berendam di dalam larutan
tanah liat selama kurang lebih 30 menit. Dengan cara ini tanah liat mampu
menyerap logam yang beracun dalam tubuh.
Tanah liat juga dapat dikonsumsi dalam
bentuk cair. Tanah liat diblender dengan kekentalan yang sama dengan jus, lalu
disaring. Dan bagi anda yang suka mengkonsumsi tanah liat dalam keadaan yang
kering, bisa anda masukan ke dalam kapsul.
Di beberapa negara, pengobatan tanah
liat sudah menjadi tradisi. Termasuk beberapa daerah di Indonesia, contoh di
Jawa Timur disebut "ampo" (tanah liat yang disangrai).
Berdasarkan komposisi tanah liat dan
suhu pembakarannya, keramik tradisional dibedakan menjadi tembikar (terakota),
gerabah (earthenware), keramik batu (stoneware), dan porselen
(porcelain).
1. Terakota
atau tembikar adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan
pembakaran sekitar 1000oC.
2. Gerabah
adalah produk yang bahanbakunya dari tanah liat dengan pembakaran 1200oC. Bahan
baku keramik batu adalah tanah liat dengan campuran bahan lain diantaranya
kuarsa dan air, dibakar sampai suhu 1200oC-2000oC.
3. Porselin
dibuat dari bahan yang mirip dengan keramik tetapi baru mulai matang pada
pembakaran 15000oC.
Berikut beberapa contoh produk yang
terbuat dari bahan baku tanah liat.
1. Batu
bata merah, genting, lubang angin-angin hiasan genting, merupakan jenis produk
terakota atau tembikar.
2. Kendi,
gentong, cobek, tutup pengukus, pot bunga, dan celengan dari tanah liat
merupakan jenis produk gerabah.
3. Mangkuk
sayur, piring, cangkir, tatakan, dan teko merupakan produk jenis keramik.
4. Tegel,
perlengkapan saniter (bak pencuci, bak mandi), dan isolator listrik merupakan
produk jenis porselin.
Kualitas terakota, gerabah, dan keramik
lebih rendah dari porselin. Secara kasat mata sulit membedakan kualitas produk
tanah liat dari tembikar sampai porselin, karena yang membedakan adalah
komposisi kandungan mineral dari bahan dan tingkat pembakarannya. Salah satu
cara yang dapat digunakan untuk membedakan tingkat pembakarannya adalah
mengetahui perbedaan suara dari suatu keramik yang telah dibakar.
Peralatan yang diperlukan untuk membuat
keramik, antara lain mixer digunakan untuk mengaduk bahan keramik, glasir yang
berfungsi mengkilapkan, cetakan gypsum, penggiling glasir, rak pengering,
pencelup glasir, dan oven atau tungku pemanas.
Cara Membuat Asbak Dari Tanah liat
1. Buat Adonan
Dengan bahan baku yang telah
didapatkan, kini waktunya untuk membuat adonan. Anda dapat memulai dengan
mencampur bahan tanah liat dengan air secukupnya.Ingat, jangan terlalu encer
ya.
2. Bentuk Sesuai Keinginan
Anda dapat berimajinasi, seperti apa
asbak yang akan anda buat. Anda dapat membuat asbak yang bentuknya lain
daripada asbak yang biasanya. Bentuknya terserah anda! Jika sudah terbentuk,
pastikan permukaannya halus agar nyaman saat dipegang saat sudah jadi.
3. Diamkan
Sesaat setelah terbentuk, anda dapat
mendiamkan karya tanah liat anda selama dua hari. Diamkan pada tempat yang aman
sambil diangin-anginkan. Jika ada tanda-tanda keretakan saat didiamkan maka itu
berarti kurang baik saat pengerjaannya.
4. Bakar/jemur
Karya anda masih belum jadi, setelah
didiamkan anda harus membakar karya tanah liat anda dengan api dari kayu,
batubara atau selama 14 jam, pastikan karya anda kering dan matang.
5. Berikan Warna
Karya dari tanah liat anda sudah hampir
jadi. Anda tinggal memberikan warna pada karya anda. Beri warna dengan cat
sesuai keinginan anda.
Itulah beberapa cara membuat asbak dari
tanah liat. Asbak juga merupakan karya yang mempunyai nilai ekonomi, jika karya
anda baik dan unik kita dapat menjualnya sebagai souvenir.