kanker kulit


BAB I

PENDAHULUAN



A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macamsesuai dengan jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma.

Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.

Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit  pada tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 ± 80% dari semua kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna karena kemampuan metastasinya.

     Tingginya insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk membahas tentang kanker kulit.Selain itu penulis juga berkeinginan membahas tentang peran perawat dalam kasus kanker kulit.





B.       RUMUSAN  MASALAH

Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dari tujuan, maka penulis membatasi masalah pada:

1.      Apa yang dimaksud dengan  kanker kulit?

2.      Apa etiologi dari kanker kulit?

3.      Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit?

4.      Apa saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya?

5.      Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan?

6.      Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit ?



C.      TUJUAN

            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses pembelajaran mahasiswa dalam memahami penyakit kulit khusunya kanker kulit serta prenatal ksanaannya. Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami defenisi, etiologi, manifestasi klinis, klassifikasi, penatalaksanaan medis dan keperawatan serta asuhan keperawatan kanker kulit.



































BAB II

PEMBAHASAN





I.          KONSEP DASAR MEDIK

A.       PENGERTIAN

Kanker adalah sel yang telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur. kanker bisa terjdi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh. (Ajoemedi soemardi, 2006)

Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).

Kanker kulit  adalah jenis kanker  yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala  awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005).

Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang  sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2005).



B.       ANATOMI KULIT

Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapis lagi. Paling atas adalah lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-turut di bawahnya stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas sel keratinosit dan melanosit). Adapun lapisan dermis mempunyai dua bagian yaitu pars papilare dan pars retikulare. Lapisan kulit paling bawah adalah subskutis yang dibentuk oleh jaringan lemak. Di lapisan ini terdaoat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.

Selain lapisan-lapisan di atas, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku. Semuanya itu disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak di lapisan dermis yang terdiri atsa kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit (batang rambut). Sedangkan kuku merupakan penebalan lapisan tanduk di ujung-ujung jari tangan dan kaki.

Setiap sel/komponen di atas mampu berubah menjadi ganas (kanker). KSB berasal dari sel pluripotensial, KSS dari sel keratinosit dan MM merupakan perubahan ganas sel melanosit di lapisan epidermis.



C.       ETIOLOGI

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor resiko  yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:

1.        Paparan Sinar Ultraviolet (UV)

Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.

2.        Kulit Putih

Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.

3.        Paparan Karsinogen

Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).

4.        Genetik/Faktor Keturunan

Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat

D.       PATOFISIOLOGI

Kanker kulit atau skin cancer berawal dari tumor jinak (tahi lalat, kista dll) dan tumor ganas (kanker). Diantaranya ada keadaan yang disebut prakanker, yaitu penyakit kulit yang dapat berubah menjadi ganas atau kanker kulit. Misalnya kemerahan karena terkena arsen atau matahari, jaringan parut menahun, beberapa jenis benjolan yang membesar perlahan, penyakit kulit karena penyinaran, beberapa jenis tahi lalat, bercak keputihan dirongga mulut atau lidah dan kemaluan, tahi lalat besar yang sudah ada sejak lahir dan lain-lain. Disamping itu terdapat juga keadaan yang disebut genodermatosis, yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh karena kelainan gen yang dihubungkan dengan keganasan. Contohnya penyakit xeroderma pigmentosum. Keadaan-keadaan tersebut diatas ada kaitannya dengan kanker kulit.



E.       KLASIFIKASI KANKER KULIT

Kanker kulit secara umum dibagi atas dua golongan besar yaitu, non malenoma maligna dan malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2005).

1.        Non malenoma maligna

a.         Karsinoma sel basal (KSB)

1)        Definisi

Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal  merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).

2)        Manifestasi klinis

Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya  diwajah) dan leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala (Marwali, 2002).

Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu mengkilat, meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin lama makin membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus (Siregar, 2005).

Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi, yaitu:

a)        Tipe Nodulo-ulseratif

Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi dan keras.

b)        Tipe Berpigmen

Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis ini berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat menyerupai melanoma.

c)        Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing

Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna putih kekuningan.

d)       Tipe Superfisial

Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.

e)        Tipe Fibroepitelial

Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler dengan warna yang bervariasi.

b.        Karsinoma sel skuamosa

1)        Defnisi

Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari, karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002).

Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).

2)        Manifestasi klinis

Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan (Marwali, 2002).

Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar, 2005).

Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi, dapat berupa :

a)        Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas

b)        Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit, tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat, membasah atau berdarah dan berbau.

c)        Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasis ke kelnjar limfe regional atau ke organ-organ dalam.

d)       Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasi.

2.        Melanoma maligna

a.         Definisi Melanoma Maligna

Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002)..

Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000).

Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).

b.        Manifestasi klinis

Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti:

1)        Perubahan dalam warna

2)        Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)

3)        Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)

4)        Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar

5)        Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen

Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas, dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang mulai sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus juga lebih curiga.

Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:

1)        A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan.

2)        B= Border atau pinggirannya juga tidak rata.

3)        C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.

4)        D= Diameternya lebih besar dari 6 mm

c.         Klasifikasi melanoma maligna

1)        Melanoma superfisial

Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh  dan merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini sering ditemukan serta  ektremitas bawah.

2)        Melanoma lentigo-maligna

Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat  pada daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan dorsal tangan,kepala dan leher  pada orang yang berusia lanjut.

3)        Melanoma noduler

Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai blueberry dengan permukaan  yang relatife licin  seta berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.

4)        Melanoma akral-lentigonosa

Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah yang terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis melanoma ini sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan membrane mukosa yang berkulit gelap.

Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma maligna dalam 5 stadium yaitu:

1)        Stadium I

Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)

2)        Stadium II

Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas

3)        Stadium III

Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis

4)        Stadium IV

Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis

5)        Stadium V

Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan

6)        Stadium VI

Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan kromatin kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung melanin.

Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan dalam stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:

1)        Stadium I

Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar limfe regional.

2)        Stadium II

Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional

3)        Stadium III

Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.

d.        Pengobatan melanoma maligna

Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :

Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Untuk pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents, antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan secara nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.

Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:

1)        Stadium Klinik I Melanoma Malign.

Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan cara pengobatan melanoma maligna yang terbaik.

2)        Stadium Klinik II Melanoma Maligna

3)        Stadium Klinik III Melanoma Maligna

a)        Kemoterapeutik sistemik

Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik yaitu Dacarbazine/Dimetil Triazeno Imidazole Carboxamide (DTIC).Dapat diberikan tersendiri atau dikombinasi dengan obat kemoterapeutik sistemik lainnya.Respon pengobatan dengan DTIC terjadi pada 20-25% penderita. Kemoterapeutik sistemik yang direkomendasikan adalah:

DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4 minggu.Nitrosourea: 200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6 minggu.Atau kombinasi DTIC dan nitrosourea

b)        Imunoterapi

BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan untuk pengobatan melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke kulit.Diberikan secara intralesi dan memberikan pengaruh yang cukup bermanfaat. Hasilnya tidak menentu, tergantung pada sistem imunitas penderita.Akhir-akhir ini dilakukan imunoterapi adoptif, dengan memakai leukaferesis untuk mendapatkan limfosit dari kanker pasien, kemudian sel itu diinkubasi dengan interleukin-2, untuk membentuk sel pembunuh yang mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-sel LAK diinfuskan kembali bersama pemberian interleukin-



F.        PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.        Laboratorium test dan Cuci darah.

Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat merubah komposisi atau status hematologic



2.        Biopsy jaringan

Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara  eksisimengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan  ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan  (Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.

3.        pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.



G.      PENATALAKSANAAN

Terdapat banyak alternatif pengobatan :

1.        Kuretase dan elektrodesikasi.

a.         Keuntungan :

1)        Teknik sederhana

2)        Meninggalkan luka yang teratur dan kering.

b.        Kerugian :

1)        Tidak efektif, hanya bisa di lakukan pada jenis kanker karsioma sel basal.

2)        tidak didapat konfirmasi pada batas tepi pembuangan jringan yang adekuat.

2.        Bedah eksesi.

a.         Keuntungan : penyembuhannya cepat dengan luka yang teratur dan kering.

b.        Kerugian :

1)        membutuhkan waktu

2)        Biaya mahal

3)        pengambilan jaringan normal dapat berlbihan.

3.        Radioterapi.

a.         Keuntungan :

1)        bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan metode pembedahan.

2)        bermanfaat bagi penderita dengan lesi yang luas memungkinkan dilakukan anestesi umum.

b.        Kerugian :

1)        memerlukan pralatan yang mahal

2)        memerlukan kunjungan yang berulang kali

3)        memberikan efek samping yang signifikan.

4.        Bedah beku.

b.        Keuntungan :

1)        tekniknya cepat.

2)        peralatan yang dibutuhkan sedrhna.

3)        tidak mempengruhi syaraf pembulh darah besar, tulang rawan, dan sistem saluran air mata.

b.        Kerugian :

1)        rasa nyeri dan edema.

2)        dapat terjadi hipopigmentasi.

5.        Bedah mikrogafik mohs.

a.         Keuntungan :

1)        evaluasi histopatologi pada tepi irisn menekati 100% dibandingkan dengan tekinik seksi vertikal tradisional.

2)        dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan ditelusuri semua fokus-fokus kanker yang masih tertinggal.

3)        Reseksi hanya pada daerah kanker, sehingga dapat menghemat jaringan atau  meminimalkan jaringan yang hilang.



b.        Kerugian :

1)        memerlukan dokter dan petugas laboratorium histopatologi yang terlatih.

2)        Biayanya mahal.


II.     KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A.       PENGKAJIAN

1.        Biodata

a.         Identitas klien

Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, alamat, suku, pendidikan, agama, no CM, diagnosa medis.

b.        Identitas penanggungjawab

Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku, pendidikan, hubungan dengan pasien.

2.        Riwayat Kesehatan

Gejala pruritis, nyeri tekan dan rasa sakit yang bukan merupakan ciri khas nevus yang benigna. Adanya perubahan yang terjadi pada nevus yang sudah ada sebelumnya atau pertumbuhan lesi yang berpigmen.

3.        Pemeriksaan Fisik

Kaca pembesar dan pencahayaan yang baik diperlukan dalam melakukan inspeksi kulit untuk menentukan iregularitas dan perubahan pada nervus. Tanda-tanda yang menunjukkan perubahan maligna mencakup berikut ini :

a.         Warna yang bervariasi

1)        warna yang dapat menunjukkan keganasan pada lesi yang coklat atau hitam adalah bayangan warna merah, putih, dan biru; bayangan warna biru dianggap lebih mengkhawatirkan.

2)        Daerah-daerah putih dalam lesi yang berpigmen parlu dicurigai

3)        Sebagian melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi tetapi sebaliknya mempuntyai warna yang seragam (hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan)

b.        Tepi yang irreguler

identitas atau lekukan yang menyudut pada bagian tepi nevus harus dicatat

c.         Permukaan yang irreguler

1)        tonjolan permukaan yang tidak merata (topografi irreguler) dapat teraba atau terlihat. Perubahan pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik

2)        sebagian melanoma noduler memiliki permukaan yang licin

Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian punggung, tungkai (khususnya wanita), antara jari-jari kaki dan pada kaki, muka, kulit kepala, jari-jari tangan serta bagian dorsal tangan. Pada orang yang bekulit gelap, melanoma paling sering terdapat di tempat yang tidak begitu mengandung pigmen seperti : telapak tangan, telapak kaki, daerah sublingual dan membran mukusa.

Diameter nevus harus diukur karena umumnya melanoma berukuran lebih dari 6mm. Lesi satelit (lesi yang terlrtak di dekat nevus) harus dicatat



B.       DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.        Gangguan integritas kulit berhubungan dengan  efek radiasi, proses malignansi.

2.        Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi

3.        Nyeri akut  berhubungan berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.).

4.        Ansietas berhubungan dengan krisis situasi



C.       IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan



D.       EVALUASI KEPERAWATAN

Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi

















































BAB III

PENUTUP



A.       KESIMPULAN

Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali. Kanker kulit  adalah jenis kanker  yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala  awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan.         

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor resiko  yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu: Paparan Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor Keturunan.

Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :Benjolan kecil yang membesar , Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang tua, Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan.



B.       SARAN

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1.        Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.

2.    Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa.















DAFTAR PUSTAKA



Brunner. Suddarth. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta : EGC.

David servan. Schreiber.2010. Hidup Bebas Kanker. Bandung : Qanita.

Judith M, Wilkinson & Nancy R Ahern. 2012. Buku Saku Diangnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta EGC.

Made Putri Hendaria, Asmarajaya & Sri Maliawan. Jurnal Kesehatan PDF Kanker kulit. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Diakses 27 nov- 2013

Muttaqin Arif. Sari Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika.

Nanda international, 2012-2014. Diangnosa Keperawatan Definisi dan klasifikasi. Jakarta: EGC.

Sylvia A. Price. Lorraine M. 1995. Patofisiologi Konsep klinis Proses- Proses Penyakit buku 2 edisi 4. Jakarta : EGC.

Rahayu. Wahyu.2002. Mengenal Mencegah Dan Mengobati 35 Jenis Kanker. Jogjakarta : Victoria inti Cipta.

Subscribe to receive free email updates: